Sedikit Gambaran Mengenai Produksi Abalon di Pasar Dunia

17 Feb

Haliotis asinina

Abalon merupakan salah satu jenis kerang yang menjadi komoditi perikanan dunia yang saat ini sedang mengalami peningkatan permintaan terutama dari pasar intenasional. Pasar utama abalon adalah China, Jepang, Taiwan, Korea, Singapore, Jepang, Australia, Amerika Serikat, Spanyol, Netherlands, Canada, dan Thailand. Negara produsen abalon terbesar adalah Cina, Taiwan, dan Jepang (Cook dan Gordon, 2010).

Data Produksi Abalon di Dunia dari Sektor Akuakultur (Aquaculture Production) dan Penangkapan di Alam (Fishery Landings) (Cook dan Gordon, 2010)

Menurunnya populasi abalon di alam akibat tekanan penangkapan terjadi dari tahun ke tahun.  Sementara jumlah tangkapan menurun, permintaan abalon terus mengalami peningkatan.  Hal itu mendorong berkembangnnya budidaya akuakultur abalon.  Sehingga saat ini kebutuhan abalon dunia lebih banyak dipenuhi dari sektor budidaya.

Produksi dari Sektor Akuakultur Abalon di Dunia (Cook dan Gordon, 2010)

Cina merupakan negara produsen utama abalon dari sektor akuakultur dengan pelaku mencapai 300 usaha budidaya dan produksi mencapai 1.000 juta ton/ tahun.  Spesies utama yang dibudidayakan adalah H.  diversicolor  supertexta,  dengan harga mencapai US$15/Kg.  Harga ini memang lebih rendah dibandingkan dengan H.  laevigata,  dari  Australia yang dapat mencapai US$30/Kg.  Perbedaan harga tersebut disebabkan karena ukuran H.  laevigata yang jauh lebih besar.  Pada umumnya harga abalon sangat ditentukan oleh ukurannya.  Oleh karena itu, harga abalon tropis lebih rendah dibandingkan dengan harga abalon temperate.

Statistik Permintaan (Demand) dan Persediaan (Supply) Abalon di Dunia (Cook dan Gordon, 2010)

Produk abalon Bentuk produk abalon yang berada dipasaran saat ini adalah produk fillet segar dan beku (frozen), kering (dried), kering dan telah melalui proses penggaraman (salted), serta dalam bentuk produk dalam kemasan kaleng (canned).

Terdapat sekitar lebih dari 100 jenis abalon di dunia.  Sebagian besar tersebar di perairan Samudera Pasifik, Atlantik, dan Hindia.  Abalon ditemukan di sepanjang pantai wilayah subtropik dan tropik kecuali Amerika Selatan dan Timur Amerika Utara.  Abalon ditemukan sepanjang pantai  barat Amerika Utara (Baja California sampai Alaska) dan sepanjang timur dan selatan. Pantai di Asia (USSR, Korea, Jepang, Cina, Taiwan, Kalimantan, Malaysia Timur, Tournotus, Australia, New Zealand, Afrika, Mesir, Tanzania, Mosambika, Madagaskar, Tanjung Harapan, Gold Coast) dan Pulau-pulau di Madeira dan Eropa (Prancis, Spanyol, Italia, Yugoslavia dan Yunani) (Leighton et al., 2008).

Populasi terbesar, baik dalam hal jumlah individu maupun jenis spesies, ditemukan pada perairan Australia, Jepang, dan bagian barat Amerika Utara.  H. Rufescens merupakan jenis abalon yang terdapat di California yang diketahui memiliki ukuran paling besar, yaitu dapat mencapai 18-23 cm diameter cangkang (Cox, 1962).  Pada umumnya abalon yang habitatnya di daerah temperate memiliki ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan dengan abalon pada daerah tropis.  Abalon tropis umumnya hanya memiliki ukuran 7-10 cm, sedangkan abalon temperate rata-rata dapat mencapai ukuran 15-20 cm (Estes et al., 2005).  Hal itulah yang menyebabkan harga jual abalon temperate jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jenis abalon tropis.  Walaupun demikian, dari segi kecepatan pertumbuhan, abalon tropis memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan abalon temperate, sehingga lebih cepat mencapai ukuran komersil (ukuran pasar).

Di indonesia terdapat tujuh spesies, yaitu H. asinina, H. varia, H. squamosa, H. ovina, H. glabra, H. planata, dan H. crebrisculpta (Dharma, 1988 dalam Setyono, 2006).  H. asinina, H. ovina, H. squamata dan H. varia merupakan jenis abalon tropis yang terdapat di Indonesia yang telah memiliki pasar internasional, terutama China, Taiwan, dan Korea.  Bukan hanya di Indonesia, persebaran spesies- spesies tersebut cukup besar, yaitu  mencapai perairan Indo-Malay, bagian timur samudera Hindia dan Barat Samudera Pasifik.  Namun, dari keempat jenis abalon tersebut, jenis H. asinina dan H. squamata merupakan yang paling banyak ditemukan di perairan Indonesia.  Kelebihan H. asinina dibading H. ovina dan H. varia adalah karena proporsi dagingnya lebih besar,  yaitu  H. asinina  85%, H. ovina 40%, dan H. varia 30% (Singhagraiwan dan Doi, 1993 dalam Praipue et al., 2010).  Sehingga  H. asinina  memiliki potensi pasar untuk jenis “cocktail size” (40-70 mm) dengan ukurannya yang kecil dibandingkan dengan jenis temperate.  Selain Indonesia,  H. asinina juga banyak ditemukan, Thailand, Filipina, Malaysia Australia, Vilipinan, dan Myanmar.  Budidaya H. asinina telah berhasil dilakukan di negera-negara tersebut dengan skala massal.  Di Indonesia H. asinina banyak ditemukan di perairan Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara, Laut Flores, Karangasem Bali, Lombok, Madura, dan Lampung (Yuniarti et al., 2009: Hadijah et al., 2011).

Jika menginginkan sumbernya, bisa mengontak saya ^_^.

Oleh Alfi Kusuma
Penulis adalah Mahasiswa Program Beasiswa Unggulan (BU) BPKLN DIKNAS
DD MSDP UNDIP 2011

Leave a comment